Bentuk Atap
Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang
atap, dua bidang bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu
pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang
berbentuk trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga.
13. Atap Gergaji
Bentuk atau model konstruksi atap bermacam –
macam sesuai dengan peradaban dan perkembangan teknologi serta sesuai dengan
segi arsitekturnya. Bentuk atap yang banyak terdapat adalah :
1. Atap Datar
Gambar : Atap Datar
Model atap yang paling sederhana adalah atap berbentuk datar
atau rata. Atap datar biasanya digunakan untuk bangunan/ rumah bertingkat,
balkon yang bahannya bisa dibuat dari beton bertulang, untuk teras bahannya
dari asbes maupun seng yang tebal. Agar air hujan yang tertampung bisa
mengalir, maka atap dibuat miring ke salah satu sisi dengan kemiringan yang
cukup.
Modelnya bidang datar memanjang horizontal
biasanya dipakai untuk atap teras. Atau bahkan digunakan untuk membuat taman di
atas rumah. Atap bentuk ini paling susah perawatannya terutama dalam masalah
mendeteksi kebocoran. Yang perlu diperhatikan dalam merencana atap ini adalah
memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak
terlalu panas.
2. Atap Sandar
Gambar : Atap Sandar
Model atap sengkuap biasa digunakan untuk
bangunan – bangunan tambahan misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang
atap model ini juga dipakai untuk rumah - rumah modern. Beberapa arsitek
mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana.
3. Atap
Pelana
Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu
banyak dipakai untuk bangun – bangunan atau rumah di masyarakat kita. Bidang
atap teridiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut
bubungan.
Atap ini merupakan bentuk atap rumah yang
dianggap paling aman karena pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila
terjadi kebocoran. Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung
atasnya bertemu pada satu garis lurus yang biasa kita sebut bubungan. Sudut
kemiringan antara 30 sampai dengan 45 derajat.
4. Atap
Tenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang
panjangnya sama dengan lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk
atap tenda terdiri dari empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak,
pertemuan bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut
jurai.
5. Atap
Limas (perisai)
Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap
pelana, yang terdiri atas dua bidang atap miring yang berbentuk trapezium. Dua
bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan kemiringan yang biasanya sama.
6. Bentuk
Atap Kombinasi Pelana+Perisai.
Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan
dari atap jenis pelana dan perisai (limasan). Ada yang juga menyebut jenis atap
ini sebagai atap tenda patah atau atap joglo.
Gambar : Atap Kombinasi Pelana+Perisai
7. Atap
Mansard
Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri
dari dua atap yang terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang
digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini
dibangun oleh pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.
8. Atap
Menara
Bentuk atap menara sama dengan
atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih tinggi sehingga kelihatan lebih
lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan – bangunan gereja, atap
menara masjid dan lain – lain.
9. Atap
Piramida
Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang
yang sama bentuknya. Bentuk denah bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan
seterusnya.
10. Atap Minangkabau
Atap minangkabau seolah – olah berbentuk
tanduk pada tepi kanan dan kiri. Bentuk atap ini banyak kita jumpai di
Sumatra.
11. Atap Joglo
Model atap joglo hampir sama dengan atap limas
tersusun sehingga atpnya seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah
Jawa Tengah dan Jawa Barat.
12. Atap Setengah Bola (Kubah)
Model atap berbentuk melengkung setengah bola.
Atap ini banyak digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.
Model atap gergaji ini terdiri dari dua bidang
atap yang tidak sama lerengnya. Model atap gergaji bisa digunakan untuk
bangunan pabrik, gudang atau bengkel.
Gambar : Atap Gergaji
JENIS-JENIS
MATERIAL PENUTUP ATAP
Setiap jenis material penutup atap punya
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anda bisa memilihnya dengan
mempertimbangkan penampilan, kepraktisan, bentuk, dan rencana desain. Ada
beberapa jenis material atap yang saat ini banyak digunakan, yaitu sebagai
berikut.
1. Atap
Sirap
Penutup atap yang terbuat dari kepingan tipis
kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini ketahanannya tergantung keadaan
lingkungan, kualitas kayu yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap
jenis ini bisa bertahan hingga 25 tahun atau lebih. Bentuknya yang unik cocok
untuk rumah-rumah bergaya
pedesaan yang menyatu dengan alam.
2. Atap
Genteng Tanah Liat
Tradisional
Material ini banyak dipergunakan untuk rumah. Gentang
terbuat dari tanah liat yang
dicetak dan dibakar. Kekuatannya cukup baik. Untuk memasang genteng tanah liat
membutuhkan rangka. Genteng dipasang pada atap miring. Genteng menerapkan
sistem pemasangan inter-locking atau saling mengunci dan mengikat.
Seiring waktu, warna dan penampilan genteng
akan berubah. Pada permukaannya biasanya akan tumbuh jamur. Bagi sebagian orang
dengan gaya rumah tertentu
mungkin ini bisa membuat tampilan tampak lebih alami, namun sebagian besar
orang tidak menyukai tampilan ini.
3. Atap
Genteng Keramik
Material genteng ini berbahan dasar tanah liat.
Namun genteng ini telah mengalami proses finishing, jadi permukaannya sudah
diglasur. Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam untuk melindungi genteng
dari lumut. Ketahanannya sekitar 20–50 tahun. Aplikasinya sangat cocok untuk
hunian modern di perkotaan.
4. Atap
Genteng Beton
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan
genteng tanah tradisional,
hanya saja bahan dasarnya adalah campuran semen PC dan pasir kasar. Bagian
luarnya diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan lapisan kedap
air. Sebenarnya atap ini bisa bertahan lama, tetapi lapisan pelindungnya hanya
akan bertahan antara 30 hingga 40 tahun.
5. Atap
Seng
Atap ini terbuat dari lembaran baja tipis yang
diberi lapisan seng secara elektrolisis yang tujuannya untuk membuatnya jadi
tahan karat. Jadi, kata 'seng' berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan
bertahan selama lapisan seng ini belum hilang. Jika sudah lewat masa itu, atap
akan mulai berkarat dan bocor.
6. Atap
Dak Beton
Atap ini biasanya merupakan atap datar yang
terbuat dari kombinasi besi dan beton. Penerapannya biasanya pada rumah-rumah modern
minimalis dan kontemporer. Karena konstruksinya kuat, atap ini dapat digunakan
sebagai tempat beraktivitas, misalnya untuk menjemur pakaian dan bercocok tanam
dengan pot.
Kebocoran pada atap dak beton sering sekali
terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan pada bagian cor-nya dan
pada saat memasang lapisan waterproof pada bagian atasnya.
7. Atap
Genteng Metal
Atap ini berbentuk material lembaran, mirip
seng. Genteng ini ditanam pada balok gording rangka atap dengan menggunakan
sekrup. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan gentengtanah liat.
Ukurannya lebih besar dari genteng tanah liat,
yakni sekitar 60–120 cm, dengan ketebalan 0,3 mm.
8. Genteng
Aspal
Material genteng yang satu ini bersifat
transparan, terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan
kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran. Pertama, model datar
bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model
bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.
Atap ini biasanya dipilih dan dipasang untuk
memberi penerangan alami dalam rumah pada siang
hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak
mendapatkan cahaya langsung dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain
sebuah rumah. Bentuknya pun
bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai
kebutuhan.
9. Atap
Polikarbonat
Atap ini berbentuk lembaran besar yang dapat
dipasang tanpa sambungan. Keunggulan polikarbonat adalah pada kualitas
materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi matahari. Atap jenis ini biasanya
dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan
mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap lainnya.
10. PVC (Polyvinyl Chloride).
Banyak digunakan dan posisinya antara
fiberglass dan polycarbonate, yaitu lebih tahan lama dibanding fiberglass,
tetapi lebih murah dari polycarbonate.
11. Aluminium.
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk
Pryda atau Lovera yang memiliki kemudahan serta fleksibilitas karena dapat
dibuka dan ditutup dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi dibandingkan
penutup lainnya.
12. Beton Bertulang.
Atap beton bertulang banyak digunakan pada
gedung-gedung bertingkat tinggi, dan pada rumah tinggal yang didesain untuk
dapat ditingkat dalam waktu yang akan datang atau biasa disebut dengan model
rumah mengambang atau rumah tumbuh.